Inilah Musik Yang Sesungguhnya !!!
Death metal adalah sebuah sub-genre dari musik heavy metal yang berkembang dari thrash metal pada awal 1980-an. Beberapa ciri khasnya adalah lirik lagu yang bertemakan kekerasan atau kematian, ritme gitar rendah (downtuned rhythm guitars), perkusi yang cepat, dan intensitas dinamis. Vokal biasanya dinyanyikan dengan gerutuan (death grunt dipopuler kan pada akhir 80an) atau geraman maut (death growl dipopuler kan pada akhir 80an) dengan suara tenggorokkan (guttural/gurgle). Berikut ini adalah beberapa fakta unik mengenai Death Metal (my lovely music) :
1. Musik Rumit yang Memekakan Telinga
Meskipun suara - suara parau dan gitar yang kasar kadang -
kadang menganggu pendengaran kita (terutama bagi mereka yg hanya terbiasa
dengan musik lembut *ups), suara - suara tadi lebih dari sekedar kebisingan idiot.
Ada melodi, pola, dan komplektisitas untuk disadari dan dihargai jika kita
punya cukup banyak waktu. Mungkin hal ini akan sedikit menyentil para pecinta
fanatik musik melayu tanah air.
2. Tekhnik Bermusik yang Tinggi
2. Tekhnik Bermusik yang Tinggi
Ketika seseorang dengan background musik dasar dapat secara
instan belajar main musik pop, untuk mempelajari musik Death Metal dibutuhkan
waktu yg lebih lama. Sebagai bandingannya, mungkin membutuhkan watu yang sama
untuk belajar main Death Metal dengan belajar musik klasik atau Jazz.
Bandingannya, lihatlah solo dari Deadsquad dan Kangen Band. Bandingkan, maka
akan sangat terlihat perbedaanya.
Untuk instrumen perkusif, permainan drum pada Death Metal adalah sangat teknikal dan presisi. Dibutuhkan waktu bertahun2 bagi seorang drummer Death Metal untuk mencapai skill yang memadai untuk memainkan pola rhythm yg sedemikian kompleks pada tempo yang kedengaran mustahil. Sebagian besar elemen perkusi pada musik yang populer (dengan perkecualian musik Jazz) sangat simpel dan kadang - kadang hanya merupakan musik elektronik yg bukan dimainkan oleh musisi "betulan". Inilah yang dijual ke publik. Untuk mereka yg lebih tertarik dengan skill, Jazz dan Death Metal menawarkan suguhan yang lebih menarik untuk menikmati bakat gitar dan drum.
3. Aksi Panggung Yang Eksploratif
Untuk instrumen perkusif, permainan drum pada Death Metal adalah sangat teknikal dan presisi. Dibutuhkan waktu bertahun2 bagi seorang drummer Death Metal untuk mencapai skill yang memadai untuk memainkan pola rhythm yg sedemikian kompleks pada tempo yang kedengaran mustahil. Sebagian besar elemen perkusi pada musik yang populer (dengan perkecualian musik Jazz) sangat simpel dan kadang - kadang hanya merupakan musik elektronik yg bukan dimainkan oleh musisi "betulan". Inilah yang dijual ke publik. Untuk mereka yg lebih tertarik dengan skill, Jazz dan Death Metal menawarkan suguhan yang lebih menarik untuk menikmati bakat gitar dan drum.
3. Aksi Panggung Yang Eksploratif
Lihatlah bagaimana para musisi Death Metal yg memainkan
instrumen secara eksploratif. Jika anda mencoba memainkannya sendiri, anda akan
menyadari bahwa musisi Death Metal adalah musisi - musisi yang sangat berbakat.
Mempelajarinya membutuhkan latihan dan dedikasi, yang menghapus stereotipe
bahwa para MetalHead adalah oran - orang yang malas. Anda mungkin juga akan
terkesan betapa energiknya para anak - anak Death Metal. Jangan harap ada Death
Metal di acara - acara seperti Dahsy*t, HipHipHu*a, Derin*s, dan sebagainya.
4. Jarangnya Plagiarisme
4. Jarangnya Plagiarisme
Di Death Metal, hampir setiap musisi selalu menulis musik
mereka sendiri. Termasuk riff, drum, solo, dan liriknya. Menulis musik anda
sendiri membuktikan dimensi lain dari kepiawaian instrumental seorang musisi,
menjadikan musik lebih personal dan tidak ‘pasaran’. Jarang Ditemui kasus
Plagiatisme atau saling mengklaim lagu Death Metal.
5. Lirik Death Metal Kebanyakan Fiksional
5. Lirik Death Metal Kebanyakan Fiksional
Jangan lihat musiknya dari konteks atau subyek pribadi.
Kebanyakan lirik di Death Metal adalah fiksi dan tidak untuk diikuti. Jadi
jangan menganggap apa yang anda dengar di musik Death Metal adalah serius.
Lirik - lirik itu hanyalah penumpahan emosi seorang musisi pada lagunya.
Mungkin liriknya terdengar tidak sopan dan sadis, tentang zombie, pembunuh berantai,
atau bunuh diri. Tapi hal - hal tersebut adalah kenyataan yangg tak terpisahkan
dari kehidupan umat manusia. Jadi apakah salah bagi seorang musisi death metal
untuk merekam kejadian - kejadian tersebut secara fiksional menjadi sebuah
lagu? Sebenarnya banyak juga musisi Death Metal yang mengambil tema dari cerita
rakyat, atau masalah agama dan sejarah.
6. Deat Metal Mempunyai Banyak Sub-Genre
6. Deat Metal Mempunyai Banyak Sub-Genre
Tidak semua death metal sama. Genre ini mencangkup banyak
sub-genre yang kadang - kadang bercampur satu sama lain. Hasilnya, sulit untuk
mendeskripsikan satu band dengan satu sub-genre saja. Berikut daftar umum untuk
sub-genre death metal :
Blackened – Mengadopsi tema dan elemen musik black
metal. Contoh : Behemoth
Brutal – Contoh : Spawn of Possesion, Suffocation,
Deicide, Dying Fetus, Obituary, Cannibal Corpse
Doom – Tempo yg lebih pelan, atmosfer melankolis, growl
yg lebih dalam, dan drum dobel pedal. Contoh : Autopsy, Sepultura
Deathcore – Drum cepat, gitar down tune, tremolo
picking, scream, growl, riff melodik dan breakdown. Contoh All Shall Perish,
Job for A Cowboy, God Forbid
Grind – Intense, musik singkat, vokal menjerit lebih
menonjol. Contoh : Carcass
Jazz fusion – Contoh : Atheist, Cynic
Melodic – Harmoni gitar dan melodi dengan vokal tingi.
Contoh : Arch Enemy, At The Gates, Soilwork, In Flames, Amon Amarth, Children
of Bodom
Symphonic – Contoh : Nightfall, Eternal Tears of Sorrow
Technical/Progressive – Struktur lagu dinamis, time
signature, harmoni, dan melodinya tidak umum. Contoh : Nile, Necrophagist,
Death
0 komentar: